Selasa, 22 Januari 2013

Makalah Epidemiologi Penyakit Menular & Penyakit Tidak Menular

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang 
Epidemiologi berasal dari bahasa yunani yaitu Epi yang berarti pada, Demos yangberarti penduduk, dan Logos yang berarti ilmu. Jadi epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari hal – hal yang berkaitan dengan masyarakat.
Pada era  dewasa ini telah terjadi pergeseran pengertian epidemiologi, yang dulunya lebih menekankan ke arah penyakit menular ke arah – arah masalah kesehatan dengan ruang lingkup yang sangat luas. Keadaan ini terjadi karena transisi pola penyakit yang terjadi pada masyarakat, pergeseran pola hidup, peningkatan sosial, ekonomi masyarakat dan semakin luasnya jangkauan masyarakat. Mula-mula epidemiologi hanya mempelajari penyakit yang dapat menimbulkan wabah melalui temuan-temuan tentang jenis penyakit wabah, cara penularan dan penyebab serta bagaimana penanggulangan penyakit wabah tersebut. Kemudian tahap berikutnya berkembang lagi menyangkut penyakit yang infeksi non-wabah. Berlanjut lagi dengan mempelajari penyakit non infeksi seperti jantung, karsinoma, hipertensi, dll. Perkembangan selanjutnya mulai meluas ke hal-hal yang bukan penyakit seperti fertilitas, menopouse, kecelakkaan, kenakalan remaja, penyalahgunaan obat-obat terlarang, merokok, hingga masalah kesehatan yang sangat luas ditemukan di masyarakat. Diantaranya masalah keluarga berencana, masalah kesehatan lingkungan, pengadaan tenaga kesehatan, pengadaan sarana kesehatan dan sebagainya. Dengan demikian, subjek dan objek epidemiologi berkaitan dengan masalah kesehatan secara keseluruhan.
Di era modern dan perkembangan teknologi seperti sekarang ini memicu jangkauan epidemiolgi semakin meluas. Secara garis besarnya jangkauan atau ruang lingkup epidemiologi antara lain:
a.       Epidemiologi Penyakit Menular
b.      Epidemiologi Penyakit Tidak Menular
c.       Epidemiologi Kesehatan Reproduksi
d.      Epidemiologi Kesehatan Lingkungan
e.       Epidemiologi Kesehatan Kerja
f.       Epidemiologi Kesehatan Darurat
g.      Epidemiologi Kesehatan Jiwa
h.      Epidemiologi Perencanaan
i.        Epidemiologi Prilaku
j.        Epidemiologi Genetik
k.      Epidemiologi Gizi
l.        Epidemiologi Remaja
m.    Epidemiologi Demografi
n.      Epidemiologi Klinik
o.      Epidemiologi Kausalitas
p.      Epidemiologi Pelayanan Kesehatan, dsb.
Perkembangan epidemiologi sedemikian pesatnya merupakan tantangan bagi tenaga kesehatan yang harus lebih cermat dalam mengambil tindakan-tindakan yang tidak melenceng dari jangkauan tersebut. Adapun yang menjadi pemicu perkembangan pesat tersebut adalah perkembangan pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih yang menuntut peningkatan kebutuhan masyarakat utamanya dalam bidang kesehatan sehingga kehidupan masyarakat yang semakin kompleks. Selain itu, metode epidemiologi yang digunakan untuk penyakit menular dapat juga digunakan untuk penyakit non-infeksi. Apalagi dengan munculnya berbagai macam fenomena kesehatan seperti penyakit baru dan lama (prevalensi) mendorong penelitian juga semakin meningakat.
Pergeseran ini pula yang menyebabkan pergeseran pengertian/definisi dalam epidemiologi, yang tadinya hanya menekankan pada penyakit-penyakit menular, yang meliputi pencegahan, pemberantasan penyakit menular ke arah mempelajari masalah-masalah kesehatan yang terjadi pada masyarakat atau sekelompok manusia yang menyangkut frekuensi, distribusi masalah kesehatan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Terdapat beberapa peranan epidemiologi, antara lain :
a.       Perencanaan kesehatan
b.      Epidemiologi perencanaan
c.       Perencanaan pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan
d.      Perkembangan epidemiologi perencanaan
1.2  Tujuan
a.    Tujuan Umum
            Diharapkan mahasiswa memahami tentang ragam penyakit sehingga diharapkan mahasiswa mampu melakukan prosedur tindakan keperawatan sesuai dengan masalah penyakit yang di derita client.
b.   Tujuan Khusus
Setelah membuat dan memahami isi makalah ini, diharapkan mahasiswa mampu :
1.      Mengetahui definisi penyakit itu sendiri.
2.      Memahami definisi penyakit menular & penyakit tidak menular.
3.      Mengetahui ragam penyakit menular & penyakit tidak menular.
4.      Mengerti cara penularan penyakit tersebut.
5.      Mengetahui pencegahan penyakit itu sendiri.
6.      Mengetahui tindakan apa yang harus dilakukan.







BAB II
LANDASAN TEORI

2.1    Definisi Penyakit
Sebelum kita mendeskripsikan suatu penyakit kita juga harus memahami konsep penyakit itu sendiri,  agar kita dapat mendeteksi penyakit tersebut dan melakukan tindakan kesehatan sesuai prosedur pelayanan kesehatan. Perbedaan konsep penyakit antara tenaga kesehatan dan masyarakat menyebabkan gagalnya peningkatan pelayanan kesehatan dalam masyarakat.
Berikut beberapa pendapat tentang definisi penyakit, antara lain :
1.      Menurut Kathleen Meehan Arias
Penyakit adalah suatu kesakitan pada organ tubuh yang biasanya memiliki sedikitnya 2 sifat dari kriteria ini : agen atiologik telah diketahui, kelompok tanda serta gejala yang dapat di identifikasi, atau perubahan anatomi yang konsisten.
2.      Menurut dr. Beate Jacob
Suatu penyimpangan dari keadaan tubuh yang normal atau ketidakharmonisan jiwa.
3.      Menurut Wahyudin Rajab, M.epid
Keadaan yang bersifak objektif dan rasa sakit yang bersifat subyektif.
4.      Menurut dr. Eko Dudiarto
Kegagalan mekanisme adaptasi suatu organisme untuk bereaksi secara tepat terhadap rangsangan atau tekanan sehingga timbul gangguan pada fungsi atau struktur organ atau sistem tubuh.
5.      Menurut Azizan Haji Baharuddin
Keadaan yang diakibatkan oleh kerusakan keseimbangan fungsi tubuh dan bagian badan.

Jadi dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan penyakit adalah suatu keadaan tidak normal pada suatu organisme  atau minda yang menyebabkan ketidakseimbangan, ketidakselesaan, disfungsi, atau tekanan/stress kepada orang yang terkait atau berhubungan dengannya. Kadang kala istilah ini digunakan secara umum untuk menerangkan kecederaan, kecacatan, sindrom, simptom, keserongan tingkah laku, dan variasi biasa sesuatu struktur atau fungsi, sementara dalam konteks lain boleh dianggap sebagai kategori yang boleh dibedakan.

2.2    Macam Penyakit
     Perhatian terhadap penyakit menular dan tidak menular makin hari semakin meningkat, karena semakin meningkat nya frekuensi kejadiannya pada masyarakat. Dari tiga penyebab utama kematian (WHO, 1990). Penyakit dapat dibedakan menjadi 2 karakteristik, yaitu :
1.   Penyakit Menular/Penyakit Infeksi
            Penyakit menular atau penyakit infeksi adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh sebuah agen biologi seperti virus, bakteri, maupun parasit, bukan disebbakan karena faktor fisik, seperti luka bakar atau kimia seperti keracunan.
Oleh sebab itu, mengapa penyakit ini disebut penyakit infeksi karena penyakit ini ditularkan penderita melalui infeksi virus, bakteri maupun parasit yang ditularkan oleh penderita, penularan penyakit ini dapat ditularkan melalui udara, jarum suntik, transfusi darah, serta tempat makan atau minum bekas penderita yang masih kurang bersih saat dicuci, hubungan seksual, dll. Namun bukan berarti penyakit ini tidak bisa dihindari, pola hidup sehat dan lingkungan dapat mennghindari dari penyakit ini.
Penyakit ini adalah penyakit yang paling menakutkan dibandingkan dengan penyakit tidak menular karena penyakit ini masih sulit dalam pengobatannya dan dapat mengakibatkan kematian jika tidak segera ditangani.
Ada beberapa jenis penyakit menular, dibawah ini di contohkan 6 penyakit menular, antara lain :
a.       Penyakit kulit
Ini adalah salah satu jenis penyakit menular yang banyak sekali jenisnya, dan mudah menular dari satu orang ke orang lain. Penularan yang paling sering terjadi adalah melalui kontak langsung atau kita menggunakan barang yang juga dipakai oleh penderita, contohnya handuk, baju, dll.
Contoh : cacar air, kudis, panu, dll.


Cacar air (Chicken Pox)
Penyakit ini masih sering menjadi wabah di Indonesia, penyakit ini dapat menyerang siapa saja tidak pandang usia. Penyebab penyakit ini adalah karena adanya virus Varisella-Zoster, virus ini hanya terdapat pada manusia dan primata (simian) saja, struktur partikel virus (virrion) berukuran 120 - 300 nm yang terdiri dari (glikoprotein, kapsid, amplop (selubung) virus, dan nukleokapsid yang melindungi bagian inti berisi DNA genom utas ganda,nukleokapsid berbentuk ikosahedral, berdiameter 100 – 110 nm dan terdiri dari 162 protein yang disebut kapsomer ), genom virus ini berukuran 125 kb (kilo basa), dan mengandung sedikitnya 69 daerah pada gen – gen tertentu. Virus ini akan mengalami inaktivasi pada suhu 56 – 60o C dan menjadi tidak berbahaya aapabila bagian amplop (selubung) dari virus ini rusak. Penyebaran virus ini dapat terjadi melalui pernapasan. Virus ini menyerang kekebalan tubuh.
Gejala dari cacar air sendiri adalah badan cepat lemah, lesu, badan terasa tidak enak, pusing/sakit kepala, nyeri sendi dan demam. Sehari sampai tiga hari muncul bintik – bintik merah yang berukuran kecil yang membentuk papula (menonjol) dan berisi cairan, biasanya bintik – bintik ini bermula pada bagian dada, perut atau punggung, setelah itu baru menyebar ke bagian tubuh lain  dan terasa gatal. Bintik ini lama kelamaan akan pecah dan membentuk lepuhan, lepuhan ini akan mengering dan akan hilang bekasnya, asal tidak digaruk.
Pengobatan dan pencegahan, untuk pengobatan dapat diberikan salep yang mengandung Asiklovir 5% (Anti virus), dan hanya di oleskan pada bagian lepuhan yang sudah pecah saja. Penderita cacar air disarankan untuk tetap mandi seperti biasa. Imunisasi vaksin varisella bisa diberikan mulai umur 12 bulan.
b.      Parainfluenza
Penyakit virus pernafasan ini menjadi penting karena penularannya yang sangat cepat seperti halnya penyakit menular lewat pernapasan lainnya. Pada umumnya penyakit ini terjadi oleh infeksi virus parainfluenza saja gejalanya hanya ringan  atau subklinis. Terdapat empat virus yang terdapat dalam keluarga parainfluenza, yang ditandai dengan tipe 1-4 yaitu virus mempunyai genom RNA helai-tunggal, tidak bersegmen dengan pembungkus mengandung lipid yang berasal dari pertunasan melalui membran sel. Bagian antigenik utama adalah tonjolan – tonjolan protein pembungkus yang menunjukkan sifat – sifat hemaglutinasi (protein HN) dan fusi sel ( protein F).
Virus parainfluenza menyebar dari saluran pernapasan oleh sekresi yang teraerosol atau kontak tangan langsung denga sekresi. Pada umur 3th anak – anak biasanya mengalami infeksi tipe 1-3, tipe 3 bersifat endemik dan dapat menyebabkan penyakit pada bayi sebelum umur 6 bulan,  dan dapat mengganggu sistem imun. Sedangkan pada tipe 1&2 lebih musiman dan terjadi pada musim panas dan musim gugur, tipe 4 lebih sukar tumbuh. Virus parainfluenza bereplikasi dalm epitel pernapasan tanpa bukti adanya penyebaran sistemik, kecenderungan menimbulkan penyakit pada jalan napas lebih besar pada laring, trakhea, bronkus, . Penghancuran sel pada jalan napas atas dapat menyebbakan invasi bakteri dan menimbulkan trakeitis bakteri. Obstruksi tuba eustachii dapat menyebabkan invasi bakteri sekunder ruang telinga tengah dan otitis media akut.
c.       Demam Berdarah
Cara penularannya melalui virus yang terdapat  pada nyamuk Aighes Aygepti yang menghisap darah organ.
d.      Penyakit Kelamin
Cara penularannya melalui hubungan sex yang tidak sehat dan sering berganti pasangan. Penyakit yang timbul bukan hanya menyerang alat kelamin saja tetapi dapat menjalar ke organ lain.
e.       HIV/AIDS
Virus yang berasl dari simpanse ini dapat merusak sistem imunitas, tetapi virus ini tidak menimbulkan kematian. Tapi jika virus HIV mengenai penyakit lain seperti menyerang organ vital bias menimbulkan kematian. Apabila sistem imun pada tubuh telah rusak resiko berbagai virus akan masuk ke tubuhpun sangat besar dan tubuh akan rentan terhadap penyakit.
f.       TBC
Tuberculosis (TBC, MTB, TB) adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri “mycobacterium tuberculosis”. Yang menyerang pada organ paru – paru, dan juga dapat menyerang pada organ lain. Bakteri yang sekeluarga dengan bakteri mycobacterium tuberculosis ini juga dapat menimbulkan infeksi dan memunculkan gejala yang mirip.
Bakteri ini ditularkan melalui udara (airborne), yaitu ketika penderita bersin atau batuk dan bakteri akan keluar dan terhirup oleh orang sehat. Biasanya penderita TBC akan diisolasi dikarenakan mudahnya penyebatran penyakit TBC.
2.      Penyakit Tidak Menular/Noninfeksi
Penyakit tidak menular (PTM) atau penyakit noninfeksi adalah suatu penyakit yang tidak disebabkan karena kuman melainkan dikarenakan adanya masalah fisiologis atau metabolisme pada jaringan tubuh manusia. Biasanya penyakit ini terjadi karena pola hidup yang kurang sehat seperti merokok, faktor genetik, cacat fisik, penuaan/usia, dan gangguan kejiwaan. Contohnya : sariawan, batuk, sakit perut, demam, hipertensi, DM, obesitas, osteoporosis, depresi, RA, keracunan, dsb.    
Penyakit tidak Menular terjadi akibat interaksi antara agent (Non living agent) dengan host dalam hal ini manusia (faktor predisposisi, infeksi dll) dan lingkungan sekitar (source and vehicle of agent). Penyakit tidak menular biasa disebut juga dengan penyakit kronik, penyakit non-infeksi, new communicable disease, dan penyakit degeneratif.
Penyakit Tidak Menular (PTM) adalah penyebab kematian terbanyak di Indonesia. Keadaan dimana penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan penting dan dalam waktu bersamaan morbiditas dan mortalitas PTM makin meningkat merupakan beban ganda dalam pelayanan kesehatan, tantangan yang harus dihadapi dalam pembangunan bidang kesehatan di Indonesia.
PTM mempunyai beberapa karakteristik, diantaranya :
a.       Penularan tidak melalui rantai penularan tertentu
b.      Masa inkubasi yang panjang dan latent
c.       Penyakit berlangsung lama
d.      Sulit untuk didiagnosa
e.       Biaya pencegahan dan pengobatannya yang cukup tinggi
f.       Mempunyai variasi yang cukup luas
g.      Multifaktor

Dibawah ini adalah beberapa penyakit tidak menular yang bersifat kronis, yaitu :
1.      Penyakit yang dapat menyebabkan kematian, yaitu :
a.       Penyakit jantung iskemik
b.      Kanker
c.       CHF
d.      DM
e.       Cerebrovasculer disease
f.       Chronic obstructive pulmonary disease
g.       cirrhosis
2.      Penyakit yang termasuk dalam special-interest, banyak menyebabkan masalah kesehatan tetapi frekuensinya kurang, antara lain :
a.       Osteoporosis
b.      Gagal ginjal kronis
c.       Mental retardasi
d.      Epilepsi
e.       Lupus erithematosus
f.       Collitis ulcerative
3.      Penyakit yang akan menjadi perhatian di masa yang akan datang, antara lain :
a.       Defesiensi nutrisi
b.      Alkoholisme
c.       Ketagihan obat
d.      Penyakit – penyakit mental
e.       Penyakit yang berhubungan dengan lingkungan pekerjaan

Faktor resiko yang dapat menimbulkan penyakit tidak menular, antara lain :
1.      Faktor resiko untuk timbulnya penyakit tidak menular yang belum kronis belum ditemukan secara keseluruhan :
a.       Untuk setiap penyakit, faktor resiko dapat berbeda – beda (merokok, hipertensi, hiperkolesterolemia)
b.      Satu faktor resiko dapat menyebabkan penyakit yang berbeda – beda, missal : merokok dapat menimbulkan kanker paru, penyakit jantung koroner, kanker laring.
c.       Untuk kebanyakan penyakit, faktor – faktor resiko yang telah diketahui hanya dapat menerangkan sebagian kecil kejadian penyakit, tetapi etiologinya secara pasti belum diketahui.
2.      Faktor resiko yang telah diketahui ada kaitannya dengan penyakit tidak menular yang bersifat kronis, antara lain :
a.       Tembakau
b.      Alkohol
c.       Kolesterol
d.      Hipertensi
e.       Diet
f.       Obesitas
g.       Aktivitas
h.      Stress
i.        Pekerjaan
j.        Lingkungan
k.      Gaya hidup

2.3    Cara Penularan Penyakit
Terdapat tiga aspek sifat utama penularan penyakit dari orang ke orang, antara lain :
1.      Waktu generasi (Generation Time)
Yaitu masa antara masuknya penyakit pada penjamu tertentu sampai masa kemampuan maksimal penjamu tersebut untuk dapat menularkan penyakit. Perbedaan masa tunas ditentukan oleh masuknya unsur penyebab sampai timbulnya gejala penyakit sehingga tidak dapat ditentukan pada penyakit dengan gejala yang terselubung, sedangkan waktu generasi untuk waktu masuknya  usur penyebab penyakit hingga timbulnya kemampuan penyakit tersebut untuk menularkan kepada penjamu lain.
2.      Kekebalan kelompok (Herd Immunity)
Yaitu kemampuan atau daya tahan suatu kelompok penduduk tertentu terhadap serangan/penyebaran unsur penyebab penyakit menular tertentu didasarkan pada tingkat kekebalan tubuh suatu anggota kelompok tersebut. Herd Immunity adalah faktor utama dalam proses kejadian wabah di masyarakat serta kelangsungan penyakit tersebut.
3.      Angka serangan (Attack Rate)
Yaitu sejumlah kasus yang berkembang dan muncul dalam satu satuan waktu tertentu dikalangan anggota kelompok yang mengalami kontak serta memiliki resiko/kerentanan terhadap penyakit tersebut. Angka serangan ini bertujuan untuk menganalisis tingkat penularan dan tingkat keterancaman dalam keluarga, dimana tata cara dan konsep keluarga, sistem hubungan keluarga dengan masyarakat serta hubungan individu dalam kehidupan sehari – hari pada kelompok populasi tertentu merupakan unit epidemiologi tempat penularan penyakit berlangsung.  

2.4    Tindakan Pencegahan
Pencegahan penyakit dating dari diri sendiri, individu dapat meminimalkan pola hidup yang tidak sehat dan memaksimalkan pola hidup sehat. Dibawah ini beberapa tindakan pencegahan untuk penyakit menular dan penyakit tidak menular, diantaranya :
a.       Menjaga kebersihan lingkungan
Di lingkungan kita banyak sekali hal – hal yang bias kita lihat dan evaluasi, seperti, sampah dan kotoran yang menumpuk, drainase yang kotor serta ventilasi/lubang untuk pertukaran udara didalam rumah yang buruk bias menjadi sebab timbulnya berbagai macam penyakit, khususnya penyakit saluran pernapasan.
b.      Cuci tangan dengan sabun
Kita tahu bahwa tangan adalah organ yang digunakan untuk berbagai aktivitas, dan tangan beresiko sebagai perantara virus untuk masuk ke tubuh. Tangan menjadi media perantara kuman maupun mikroorganisme yang lain. Saat kita tanpa sengaja memegang bekas ludah atau kotoran, maka penyakit mudah sekali masuk kedalam tubuh.
c.       Olahraga yang teratur dan istirahat yang cukup
Membiasakan diri untuk melakukan kegiatan rutin dengan berolahraga dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh. Istirahat yang cukup membantu tubuh agar tetap bugar. Pola makan yang seimbang, perlunya mengatur pola makan, terutama menu makanan sehat, hindari makanan yang bersesiko terhadap kesehatan seperti, minuman bersoda dan beralkohol, makanan ringan/snack, makanan olahan/makanan yang mengandung pengawet, makanan yang ,mengandung Na, makanan tinggi kolesterol, dsb.
d.      Pola hidup yang sehat
Selalu berpikir positip membantu kita terhindar dari stress.  Mulai melakukan pendekatan terhadap agama dapat menenangkan emosi, menghindari pergaulan bebas dan setia pada satu pasangan.
e.       Pemberian Imunisasi
Pemberian imunisasi lebih baik diberkan mulai sejak Balita untuk mencegah penularan penyakit.
f.       Nutrisi yang baik
Perkuat fungsi tubuh dengan pola makanan yang bergizi yang mengandung tinggi protein, tinggi serat, tinggi mineral, dan sebisa mungkin hindari konsumsi makanan/minuman yang dapat merugikan tubuh.
g.       Melakukan promkes
Misalnya :   -    kampanye kesadaran kesehatan
-          Promkes
-          Pendidikan kesehatan masyarakat
















BAB III
PENUTUP

3.1    Kesimpulan
Dari makalah diatas dapat disimpulkan bahwa Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari hal – hal yang berhubungan dengan masyarakat. Di dalam kesehatan ilmu Epidemiologi sangatlah penting karena didalamnya terdapat peran dan tindakan yang harus dilakukan untuk pencegahan masalah kesehatan tersebut. Contohnya saja penanaganan dalam masalah penyakit menular dan penyakit tidak menular.
Penyakit menular adalah penyakit yang disebabkan oleh virus, parasit, ataupun bakteri. Sedangkan penyakit tidak menular bikan disebabkan dari virus, parasit ataupun bakteri melainkan disebabkan karena adanya masalah fisiologis. Penyakit tersebut dapat dihindari dari diri sendiri yaitu dengan menjaga gaya hidup, dan pola makanan.

3.2  Saran
Setelah memahami tentang Epidemiologi diharapkan mahasiswa mampu menerapkan Ilmu Epidemiologi dalam kehidupan sehari – hari. Dikarenakan bahayanya penyakit menular dan penyakit tidak menular diharapkan masyarakat mampu menceganya.